Pedagang Kaki Lima (PKL) atau yang disebut juga Pedagang Kreatif Lapangan, di Kota Mataram telah menjadi sorotan dan perhatian serius terutama dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) sebagai payung Lembaga yang menaungi keberadaan PKL.
Dengan berbgai persoalan yang dialami pedagang kreatif lapangan ini, APKLI telah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk mengelola keberadaan PKL di Kota Mataram. Saat ini APKLI sedang melakukan pembenahan untuk menata dan mengembangkan peran PKL dalam percepatan perekonomian perkotaan.
Karena selama ini PKL diketahui telah mampu mengatasi krisis ekonomi dan keuangan, serta mampu memberikan kontribusi terciptanya lapangan pekerjaan. Sehingga oleh Pemerintah Pusat baru-baru ini telah ditandatnganinya nota kesepahaman antara Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri dan Mentri Koperasi dan UKM, dalam memberikan solusi yang terbaik bagi PKL untuk bisa lebih kreatif dalam usahanya.
Dengan program penataan yang baik dan memberikan tempat yang layak, diharapkan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan menguntungkan bagi semua pihak, baik pemerintah dan PKL khususnya, sehingga mampu meningkatkan usaha mandiri dan dapat mengisi entrepreneur pengusaha mandiri di indonesia yang jumlahnya hanya 0,24 persen.
Melalui APKLI Kota Mataram dengan upaya dan program yang telah dan akan berjalan, salah satunya yaitu dengan terpilihnya Kota Mataram dari empat kota yang terpilih untuk mewakili kota se Indonesia sebagai ‘Pilot Project’ program penataan Pedagang Kreatif Lapangan oleh pemerintah pusat dengan adanya penandatangan kesepahaman tiga menteri tersebut, bekerjasama dengan perusahaan swasta yaitu Sosro Indonesia, akan membangun dan melakukan penataan renovasi terhadap lapak PKL yang ada di 32 titik di Kota Mataram.
“APKLI Kota Mataram telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Mataram melalui program pemerintah pusat yang bekerjasama dengan Perusahaan Sosro, untuk dijadikan Kota Mataram sebagai Pilot Project, yang peresmiannya oleh tiga menteri yaitu Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Koperasi dan UKM, dalam waktu dekat ini” ungkap M Nur Rahmat, Ketua APKLI Kota Mataram, pada acara rapat formal sosialisasi serapan dana KUR dari Bank yang dihadiri Direktur M2BC Kota Mataram, perwakilan dari Dinas Koperasi Kota Mataram dan dari 15 Koperasi se Kota Mataram, bertempat di Balatkop Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB (21/6/2011).
Dalam acara itu, Direktur Mataram Micro Business Centre (M2BC), M. Irwan Prasetya menjelaskan, dengan telah dilakukannya lobi terhadap beberapa beberapa Bank BUMN yaitu Bank BTN, BRI, Mandiri, BNI, untuk tingkat serapan penyaluran dana KUR pada bank BUMN tersebut di Mataram, guna menindaklanjuti programnya, salah satunya untuk pembangunan renovasi dan penataan lapak PKL di Kota Mataram, yang akan disalurkan melalui 15 koperasi terpilih yang ada di Kota Mataram.
Dan dalam waktu dekat kerjasama antara M2BC, 15 Koperasi terpilih dan Dinas Koperasi dan UKM akan menandatangani MoU kerjasama, untuk menjalankan program penyaluran dana BUMN tersebut kepada Pedagang Kreatif Lapangan yang ada di Kota Mataram melalui 15 Koperasi terpilih.
Dalam kesempatan itu juga, pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Mataram menyatakan dukungannya atas program itu, sebagai mediasi untuk lebih memudahkan dalam realisasi dana BUMN tersebut.
Hal ini juga merupakan program Pemerintah Kota Mataram untuk menciptakan wirausaha baru melalui program-program yang akan dijalankan oleh M2BC sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota. Dan ini oleh Ketua APKLI Kota Mataram menjadi solusi penanganan terhadap masalah PKL selama ini. (*/asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar