Salam Pemberdayaan Yes, Penggusuran No ! DPD APKLI Surabaya 2011-2014

Jumat, 08 Juli 2011

Kena gusur Satol-PP, 35 PKL terkatung-katung

Ilustrasi
Setelah jalan diperbaiki, kawasan di sekitar RSAL Wonokromo kini makin bagus. Namun tidak demikian dengan nasib para PKL yang biasa berjualan di kawasan itu. Mereka justru ketiban apes. Mereka dipaksa angkat kaki oleh para petugas Satpol PP. Setelah dilakukan penertiban, Satpol PP tetap menjaga kawasan itu sehingga para PKL tidak bisa berjualan lagi.


Menurut PKL korban penggusuran, Fransisco, yang didampingi rekannya Ulfa, penertiban sudah dilakukan sejak 4 Juli 2011 lalu. Setelah itu, Satpol PP tetap dikerahkan untuk menjaga kawasan itu mulai pukul 16.00 sore sampai pukul 12 malam. Penjagaan lokasi PKL masih berlangsung hingga kini. "Sampai sekarang kami tak bisa berjualan dan kehilangan sumber nafkah. Kata Pak Camat kita tak boleh berjualan di tempat itu selamanya.," kata Fransisco ditemui Surabaya Raya di DPRD Surabaya Jumat, 8 Juli 2011 untuk mengadukan nasibnya.


Dia mengatakan, penertiban dilakukan tanpa peringatan lebih dulu. "Kami tak pernah diajak dialog. Kami diusir begitu saja," katanya. Menurut dia, total jumlah PKL yang menjadi korban penertiban sebanyak 35 orang. Mereka umumnya berjualan makanan dan minuman dengan rombong dan warung giras. Mereka sebagian besar tinggal di kampung Tales dan Gembili yang berdekatan dengan RSAL.

Setelah penertiban, oleh pihak kecamatan para PKL ditawari pindah di Pasar Mangga Dua. Namun umumnya PKL menolak karena lokasinya jauh dari tempat tinggal mereka dan mereka tak memiliki uang untuk menyewa stan. "Di sanapun sudah banyak pedagang yang jualannya sama dengan kita," katanya.

Sementara Ketua DPD APKLI Surabaya, Deky Sugeng A saat mendampingi PKL mengatakan, Pemkot Surabaya tak boleh begitu saja melakukan penggusuran. Seharusnya, mereka diberi tempat usaha alternatif lebih dulu, baru ditertibkan. Menurut dia Pemkot sudah berkomitmen membangun sentra-sentra untuk menampung PKL. Tapi seharusnya penertiban baru dilakukan setelah mereka dipastikan mendapat tempat di sentra PKL. "

Selain itu dia mengusulkan agar Pemkot mendorong para pemilik ruko menyediakan lokasi di depan rukonya untuk dijadikan tempat jualan PKL. "Biasanya ruko-ruko itu kalau malam tutup. Kalau bisa dijadikan tempat jualan PKL, kan, jadi ramai dan aman," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar