Setelah sekian tahun berdiri, akhirnya DPD APKLI Surabaya berhasil menggelar Musyawarah Daerah ke-I, Minggu, 26 Juni 2011 di Foodcourt PKL Jl. Urip Sumoharjo. Dalam Musda tersebut terpilih secara aklamasi Deky Sugeng A, SE sebagai Ketua Umum untuk masa bakti 2011-2015.
Musda APKLI Surabaya dihadiri juga oleh peninjau, utusan dari DPP APKLI, Imam Mustakim, AM, yang saat ini juga menjabat sebagai Karateker Sekretaris DPW APKLI Jatim. Juga hadir Dewan
Penasehat DPW APKLI Jatim yang juga anggota DPRD Jatim, Drs. Kuswiyanto, Msi, dari Biro Perekonomian Propinsi Jatim, Luluk Wahyudi, aktivis PAN Jatim Departemen Basis, Agam Alvisilah, Wakil Ormas Spikal, Sugianto, dan Koordinator PMPK Surabaya, Ir. Sudibyo.
Ketua DPD APKLI terpilih, Deky Sugeng A, SE mengatakan, Musda digelar secara sederhana di tempat yang sederhana pula karena memang APKLI dan PKL bukanlah kelompok berduit. “Kita sengaja menggunakan foodcourt PKL sebagai tempat Musda sebagai simbol dukungan terhadap usaha PKL,” katanya.
Dia berharap APKLI bisa menjadi wadah bagi PKL untuk meningkatkan usahanya. “PKL mempunyai potensi yang cukup besar karena jumlahnya mencapai sekitar 65.000 orang. Apabila ini dikelola dengan baik bisa memberikan sumbangan PAD bagi kota Surabaya. Mungkin bukan dalam bentuk pajak yang rumit. Cukup lewat retribusi yang lebih fleksibel dan sederhana,” kata dia.
Dia berharap, Pemkot mengokomodir kehadiran PKL dengan menyediakan space /ruang di fasilitas umum/fasos agar bisa berjualan malam hari/pada hari minggu, dan menginstruksikan para pemilik plasa, ruko, dan pusat perbelanjaan lainnya untuk menyediakan ruang bagi PKL. “PKL tidak harus dibuatkan suatu sentra perdagangan tersendiri karena karakteristik PKL berjualan antar tempat antar waktu, selain itu untuk menghindarkan biaya yang sangat besar. Informasinya untuk membangun satu sentra perdagangan menghabiskan anggaran 500 juta, dan itu tidak memecahkan masalah, karena banyak sentra PKL yang. mangkrak” katanya
Dalam sambutannya, Anggota Dewan Penasehat APKLI Jatim, drs. Kuswiyanto, Msi memaparkan orang itu memiliki lima jenis mentalitas. Pertama, mentalitas pengemis. Kedua, mentalitas perampok. Ketiga, mentalitas karyawan (nrimo ing pandum). Keempat, mentalitas enterpreuner (berusaha menempuh jalan apapun, berani menghadapi resiko, dan suka inovasi). Kelima, mentalitas orang sakit hati.
PKL sebetulnya umumnya memiliki mentalitas enterpreuner Namun karena berbagai kendala akhirnya PKL dalam posisi lemah. Karena itu ia menyarankan kalangan PKL menerapkan manajemen by networking, agar menjadi satu kesatuan ekonomi yang kuat. Selanjutnya, PKL bisa maju dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah.
Sementara Karateker Sekretaris DPW APKLI Jatim, Imam Mustakim, AM mengatakan, sumbangan PKL terhadap perekonomian nasional cukup besar. Karena itu keberadaan PKL sangat dibutuhkan. Tapi kenyataan kelompok ini sering dibaikan dan dimarginalkan. Kalau PKL ini bisa diikat seperti sapu lidi akan bisa membersihkan banyak masalah yang dihadapi PKL.
Menurut dia, agar PKL dapat mengembangkan usahanya dibutuhkan:
1. Kepastian Tempat Usaha
2. Pembinaan dan Pelatihan
3. Akses Permodalan.
salam kenal..........
BalasHapus